Saya mengenal rokok sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Pada waktu itu saya sering mengikuti acara tahlilan, yaitu sebuah acara untuk memperingati hari wafatnya seseorang. Setiap mengikuti tahlilan pasti disuguhkan juga rokok batangan yang ditaruh di dalam gelas-gelas kecil. Dan pada waktu itu peserta tahlilan masih sangat sedikit, sekitar 5 sampai 10 orang. Bahkan saya pernah mengikuti tahlilan hanya dengan dua orang peserta saja. Kalau sekarang pesertanya bisa sampai 40-an orang.
Biasanya rokok yang dihidangkan tidak habis. Dari sisa hidangan rokok tersebut, saya mengambil 1 atau 2 batang untuk dibawa pulang. Dengan rokok batangan tersebutlah saya belajar merokok.
Kebanyakan orang merokok karena terpengaruh bujukan orang lain, tetapi saya merokok bukan karena bujukan orang lain, tapi atas keinginan saya sendiri yang ingin mencoba bagaimana rasanya rokok.
Pada awalnya rokok yang saya hisap tidak sampai habis satu batang. Tapi lama kelamaan saya menjadi kecanduan. Sampai akhirnya saya berani membeli rokok sendiri. Waktu itu saya sudah menginjak SMP. Harga satu bungkus rokok Gudang Garam masih Rp. 800,-. Saya merokok secara sembunyi-sembunyi dan sendirian, jadi orang tua tidak tahu. Bahkan tetangga juga tidak tahu.
Setelah masuk ke STM (sekarang SMK), intensitas merokok saya jadi bertambah. Saya lebih terang-terangan saat merokok, terutama dengan teman-teman sekolah. Kalo tidak salah, satu bungkus rokok isi 12 batang bisa habis 2 sampai 3 hari, jadi rata-rata per hari menghabiskan 4 – 6 batang rokok.
Kemudian kebiasaan merokok saya semakin menjadi-jadi saat masuk kuliah. Dalam sehari saya bisa menghabiskan satu bungkus rokok. Apalagi banyak temen-temen saya yang perokok juga.
Setelah lulus kuliah, kebiasaan rokok saya semakin parah. Dalam sehari minimal saya menghabiskan satu bungkus rokok. Bahkan tidak jarang saya menghabiskan dua bungkus rokok dalam sehari, terutama saat bekerja sampai larut malam.
Waktu itu saya merasa tidak mungkin saya akan berhenti merokok. Rokok seperti segala-galanya buat saya. Ketika stress saya merasa nyaman dengan merokok. Ketika bersantai saya merasa enjoy dengan rokok. Saat bekerja saya lebih bersemangat dengan rokok. Apalagi kalau sehabis makan, rokok seperti menu wajib yang harus ada. Bahkan saat bangun tidur, rokok adalah menu pertama yang saya santap.
Pokoknya tiada hidup tanpa rokok. Bahkan slogan seperti “putus cinta cari lagi, putus rokok setengah mati” juga bersemayam di otak saya.
Sampai pada suatu masa saya berpikir akankah saya hidup seperti ini terus, hidup dengan rokok terus. Ada niat saya pengin berhenti, biasanya saat sakit batuk yang parah. Saya pernah mencoba berhenti, tetapi kambuh lagi.
Kemudian saya berpacaran dengan seorang cewek, dia kakak dari temanku kuliah. Pacar saya inilah yang sering mengingatkan saya untuk berhenti merokok. Sering menceramahi saya tentang bahaya rokok. Dia pernah bilang tidak suka cowok perokok, tapi kenapa dia mau dengan saya?
Dari situ timbul lagi niat saya untuk berhenti merokok. Tetapi lagi-lagi usaha saya gagal. Kemudian akhir tahun 2007 menjelang tahun baru, saya berniat untuk berhenti merokok sebagai hadiah untuk diri saya sendiri menyambut tahun 2008. Usaha ini juga gagal lagi.
Di tahun 2008 saya masih berniat untuk berhenti. Kalau tidak salah di awal tahun, saya dibelikan buku oleh pacar saya tentang berhenti merokok dengan cara hypnotherapy karangan Romy Rafael. Saya baca buku itu dan bertekad akan berhenti merokok. Sesuai anjuran dari buku itu, saya mencari momen yang tepat untuk berhenti merokok dan saya mendapatkan harinya, yaitu menjelang hari ulang tahun saya di bulan Mei. Dan hasilnya masih sama, gagal.
Saya tidak putus asa dan mencari momen lain untuk berhenti merokok. Sampai pada saat mau melamar pacar saya, saya berjanji akan berhenti merokok untuk selama-lamanya nanti pada saat Ijab Qabul.
Tiba waktunya Ijab Qabul dan saya sudah berniat untuk berhenti merokok. Untuk mendukung niat saya itu dari rumah saya sudah tidak membawa rokok dan korek lagi.
Tapi apa yang terjadi…
Malam setelah acara Ijab Qabul dan acara Siraman, badan saya terasa tidak enak. Ada perasaan dan pikiran yang aneh. Harusnya malam itu saya bergembira, tapi seperti ada sesuatu yang hilang dalam hidup saya. Gelagat saya ini dibaca oleh istri saya. Dia menyuruh pamannya untuk membeli rokok dan diberikan ke saya. Ketika menerima rokok itu, urat-urat diwajah saya terasa mengendor, badan saya terasa lebih santai dan tanpa sadar muncul senyuman di wajah saya. Dan saya menghisap rokok lagi.
Akhirnya gagal lagi usaha saya berhenti merokok.
Sampai istri saya hamil anak yang pertama, saya masih merokok. Istri saya sering mengomel masalah rokok ini, karena takut dengan kesehatan janinnya. Akhirnya saya ingin mencoba sekali lagi. Saya baca lagi buku yang dibelikan istri saya. Saya ikuti langkah demi langkah petunjuk di buku itu.
Pada saat membaca buku itu saya masih menghisap rokok, bahkan saya puas-puaskan untuk menghisap rokok. Saya membaca buku itu di daerah kebun teh Kemuning, Karanganyar. Suasana yang sejuk dan tenang tanpa ada interupsi dari orang lain, membuat saya bisa lebih berkonsentrasi pada apa yang saya baca.
Batang demi batang saya hisap, bahkan dalam satu jam bisa menghabiskan 5 sampai 6 batang rokok. Mungkin itu adalah rokok terbanyak yang saya hisab dalam satu jam. Kemudian saya sampai pada halaman dimana saya harus berhenti merokok dan benar-benar berhenti tanpa kambuh lagi. Saya harus menuliskan tanggal saya berhenti merokok di buku itu, dan saya isi dengan tanggal pada hari itu, yaitu 29 November 2008. Buku itu masih saya simpan sampai sekarang.
Dan hasilnya, setelah menutup buku itu, saya benar-benar berhenti merokok. Meskipun saya masih membawa rokok, saya tidak menghisapnya lagi. Akhirnya saya benar-benar berhasil berhenti merokok sejak hari itu. Dan saat menuliskan artikel ini, sudah dua tahun lebih saya berhenti merokok. Dan saya sudah tidak punya keinginan lagi untuk merokok. Kadang kalau lagi gundah, stress, penuh tekanan atau semacamnya ada pikiran untuk merokok lagi, tapi itu hanya terlintas dipikiran saya, tidak sampai benar-benar melakukan. Bahkan saya sekarang merasa terganggu dengan asap rokok.
Bagi anda yang masih merokok, segeralah berhenti…dan nikmati indahnya dunia tanpa rokok…
Semua slogan-slogan tentang rokok, berbagai alasan orang merokok, itu semua tidak ada yang benar…semua itu hanya semacam pembenaran atas ego kita sendiri.
Dan tidak ada sama sekali manfaat yang bisa diambil dari rokok, kecuali anda seorang pengusaha rokok atau penjual rokok.
Biasanya rokok yang dihidangkan tidak habis. Dari sisa hidangan rokok tersebut, saya mengambil 1 atau 2 batang untuk dibawa pulang. Dengan rokok batangan tersebutlah saya belajar merokok.
Kebanyakan orang merokok karena terpengaruh bujukan orang lain, tetapi saya merokok bukan karena bujukan orang lain, tapi atas keinginan saya sendiri yang ingin mencoba bagaimana rasanya rokok.
Pada awalnya rokok yang saya hisap tidak sampai habis satu batang. Tapi lama kelamaan saya menjadi kecanduan. Sampai akhirnya saya berani membeli rokok sendiri. Waktu itu saya sudah menginjak SMP. Harga satu bungkus rokok Gudang Garam masih Rp. 800,-. Saya merokok secara sembunyi-sembunyi dan sendirian, jadi orang tua tidak tahu. Bahkan tetangga juga tidak tahu.
Setelah masuk ke STM (sekarang SMK), intensitas merokok saya jadi bertambah. Saya lebih terang-terangan saat merokok, terutama dengan teman-teman sekolah. Kalo tidak salah, satu bungkus rokok isi 12 batang bisa habis 2 sampai 3 hari, jadi rata-rata per hari menghabiskan 4 – 6 batang rokok.
Kemudian kebiasaan merokok saya semakin menjadi-jadi saat masuk kuliah. Dalam sehari saya bisa menghabiskan satu bungkus rokok. Apalagi banyak temen-temen saya yang perokok juga.
Setelah lulus kuliah, kebiasaan rokok saya semakin parah. Dalam sehari minimal saya menghabiskan satu bungkus rokok. Bahkan tidak jarang saya menghabiskan dua bungkus rokok dalam sehari, terutama saat bekerja sampai larut malam.
Waktu itu saya merasa tidak mungkin saya akan berhenti merokok. Rokok seperti segala-galanya buat saya. Ketika stress saya merasa nyaman dengan merokok. Ketika bersantai saya merasa enjoy dengan rokok. Saat bekerja saya lebih bersemangat dengan rokok. Apalagi kalau sehabis makan, rokok seperti menu wajib yang harus ada. Bahkan saat bangun tidur, rokok adalah menu pertama yang saya santap.
Pokoknya tiada hidup tanpa rokok. Bahkan slogan seperti “putus cinta cari lagi, putus rokok setengah mati” juga bersemayam di otak saya.
Sampai pada suatu masa saya berpikir akankah saya hidup seperti ini terus, hidup dengan rokok terus. Ada niat saya pengin berhenti, biasanya saat sakit batuk yang parah. Saya pernah mencoba berhenti, tetapi kambuh lagi.
Kemudian saya berpacaran dengan seorang cewek, dia kakak dari temanku kuliah. Pacar saya inilah yang sering mengingatkan saya untuk berhenti merokok. Sering menceramahi saya tentang bahaya rokok. Dia pernah bilang tidak suka cowok perokok, tapi kenapa dia mau dengan saya?
Dari situ timbul lagi niat saya untuk berhenti merokok. Tetapi lagi-lagi usaha saya gagal. Kemudian akhir tahun 2007 menjelang tahun baru, saya berniat untuk berhenti merokok sebagai hadiah untuk diri saya sendiri menyambut tahun 2008. Usaha ini juga gagal lagi.
Di tahun 2008 saya masih berniat untuk berhenti. Kalau tidak salah di awal tahun, saya dibelikan buku oleh pacar saya tentang berhenti merokok dengan cara hypnotherapy karangan Romy Rafael. Saya baca buku itu dan bertekad akan berhenti merokok. Sesuai anjuran dari buku itu, saya mencari momen yang tepat untuk berhenti merokok dan saya mendapatkan harinya, yaitu menjelang hari ulang tahun saya di bulan Mei. Dan hasilnya masih sama, gagal.
Saya tidak putus asa dan mencari momen lain untuk berhenti merokok. Sampai pada saat mau melamar pacar saya, saya berjanji akan berhenti merokok untuk selama-lamanya nanti pada saat Ijab Qabul.
Tiba waktunya Ijab Qabul dan saya sudah berniat untuk berhenti merokok. Untuk mendukung niat saya itu dari rumah saya sudah tidak membawa rokok dan korek lagi.
Tapi apa yang terjadi…
Malam setelah acara Ijab Qabul dan acara Siraman, badan saya terasa tidak enak. Ada perasaan dan pikiran yang aneh. Harusnya malam itu saya bergembira, tapi seperti ada sesuatu yang hilang dalam hidup saya. Gelagat saya ini dibaca oleh istri saya. Dia menyuruh pamannya untuk membeli rokok dan diberikan ke saya. Ketika menerima rokok itu, urat-urat diwajah saya terasa mengendor, badan saya terasa lebih santai dan tanpa sadar muncul senyuman di wajah saya. Dan saya menghisap rokok lagi.
Akhirnya gagal lagi usaha saya berhenti merokok.
Sampai istri saya hamil anak yang pertama, saya masih merokok. Istri saya sering mengomel masalah rokok ini, karena takut dengan kesehatan janinnya. Akhirnya saya ingin mencoba sekali lagi. Saya baca lagi buku yang dibelikan istri saya. Saya ikuti langkah demi langkah petunjuk di buku itu.
Pada saat membaca buku itu saya masih menghisap rokok, bahkan saya puas-puaskan untuk menghisap rokok. Saya membaca buku itu di daerah kebun teh Kemuning, Karanganyar. Suasana yang sejuk dan tenang tanpa ada interupsi dari orang lain, membuat saya bisa lebih berkonsentrasi pada apa yang saya baca.
Batang demi batang saya hisap, bahkan dalam satu jam bisa menghabiskan 5 sampai 6 batang rokok. Mungkin itu adalah rokok terbanyak yang saya hisab dalam satu jam. Kemudian saya sampai pada halaman dimana saya harus berhenti merokok dan benar-benar berhenti tanpa kambuh lagi. Saya harus menuliskan tanggal saya berhenti merokok di buku itu, dan saya isi dengan tanggal pada hari itu, yaitu 29 November 2008. Buku itu masih saya simpan sampai sekarang.
Dan hasilnya, setelah menutup buku itu, saya benar-benar berhenti merokok. Meskipun saya masih membawa rokok, saya tidak menghisapnya lagi. Akhirnya saya benar-benar berhasil berhenti merokok sejak hari itu. Dan saat menuliskan artikel ini, sudah dua tahun lebih saya berhenti merokok. Dan saya sudah tidak punya keinginan lagi untuk merokok. Kadang kalau lagi gundah, stress, penuh tekanan atau semacamnya ada pikiran untuk merokok lagi, tapi itu hanya terlintas dipikiran saya, tidak sampai benar-benar melakukan. Bahkan saya sekarang merasa terganggu dengan asap rokok.
Bagi anda yang masih merokok, segeralah berhenti…dan nikmati indahnya dunia tanpa rokok…
Semua slogan-slogan tentang rokok, berbagai alasan orang merokok, itu semua tidak ada yang benar…semua itu hanya semacam pembenaran atas ego kita sendiri.
Dan tidak ada sama sekali manfaat yang bisa diambil dari rokok, kecuali anda seorang pengusaha rokok atau penjual rokok.